Jumat, 27 Juni 2014
[Review] #Idolku Cantik
Judul: Idolku Cantik
Penulis: Dimas Abi
Penerbit: Bukune
Tebal: 232 Halaman
ISBN: 602-220-123-3
Show me, show me
Aiko keuniriya!
Show me, show me
Ije na yadan nasseo
Di tengah rapat terdengar ringtone Girls Generation. Si pemilik ponsel dengan kikuk segera mematikannya. Raut muka Kiko berubah, dia terlihat sangat geram dan kesal.
Apa perlu gue tempel peringatan segede truk gandeng:
SAAT RAPAT TIDAK BOLEH ADA BUNYI PONSEL!
APALAGI LAGU KOREA! GUE KAGAK NGERTI LIRIKNYA!
_____
Sebagai ketua mahasiswa yang sering memimpin demo, jelas Kiko punya karisma. Teman-teman mengagumi sikapnya yang tegas, lugas, dan beringas dalam memperjuangkan ketidakadilan.
Tapi, siapa yang menyangka, di balik itu semua, Kiko adalah pecinta K-pop terutama Girls Generation? Demi, reputasi Kiko tentu nggak mau seseorang pun tahu. Dia menahan tubuhnya yang ingin bergoyang saat mendengar 'Gee' dari SNSD diputar, pura-pura cuek dan tidak mengerti bila ada yang membahas K-pop, sampai mengejek mereka yang menyukai cewek-cewek cantik Korea itu.
Semua makin menjadi-jadi saat mengetahui gebetannya, Cantik Inapratiwi, nggak suka banget sama Korea-koreaan. Apa yang harus Kiko lakukan saat dihadapkan pada dilema; pilih Cantik atau idolanya Girls Generation?
Yuk, kepoin Kiko! Cowok bertampang Rambo dengan hati Lee Min Ho.
__________________________________________________________________
Dimas Abi, pengarang (cieilehhh penulis lebih enak) buku yang akan aku review. Jujur, ini buku pertama dia (Dimas Abi) yang aku baca. Dan, berhasil membuat aku menaruh hati pada ...... tulisannya :). Terutama pada karakter yang kuat tokoh Kiko dan Dodo. Mereka adalah sepasang kekasih. Eh, bukan.
Berawal dari:
Show me, show me
Aiko keuniriya!
Show me, show me
Ije na yadan nasseo
Yang artinya: Tunjukkan padaku, tunjukkan padaku. Jangan tutupi! Tunjukkan padaku, tunjukkan padaku. Gigimu yang jenong itu! *Disambit sandal sama SONE*
Kiko, sang Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang sangat menyukai girlband Korea. Tapi, justru dia terjebak dalam permainannya sendiri. Demi image, helooooooo. Ya, demi image seorang Presiden BEM, dia justru malah menyembunyikan hal terbesar dalam hidupnya hingga ke dalam kisah asmaranya.
Dengan alur yang ringan, sangatlah mudah untuk pembaca mengikuti jalan cerita. Khususnya aku, penggemar fiksi komedi yang sangat tertarik dari awal melihat buiku ini di Gramedia. Gaya bahasa juga enteng, dialog enak di baca karena penulis menyuguhkan gaya bahasa sehari-hari pada dialog. Ya, namanya juga komedi.
Nah, ada juga Dodo. Sahabat karib Kiko yang joroknya naudzubillah. Asli, kalo aku nemu orang yang kayak Dodo pasti uda aku teriakin maling (nggak ada hubungannya). Namun, Dodo sangatlah menarik karena memiliki karakter yang apa adanya dan juga jujur. Susah lho, zaman sekarang nyari orang kayak Dodo. Hihihi.
Cantik Inapratiwi, adalah pacar Kiko yang ketipu abis-abisan karena hal absurd yang dilakukan Kiko sendiri. Ya, iyalah absurd. Aku sendiri juga sama kayak Cantik nggak suka K-pop. Atau malah aku nggak ngerti *eh. Cantik sendiri punya karakter yang kuat, menjunjung tinggi arti kejujuran dan anti-seanti-antinya sama K-pop. Eh, dia malah ketemu sama cowok yang ngefansnya sama K-pop sampai level 100.
Di sini, Dimas Abi menawarkan kisah dengan background yang masih anget-angetnya dan jelas banyak digandrungi anak muda yang masih bermetamorfosa -_-
"Harus aku akui, cara Korea menyebarkan kebudayaannya memang sangat canggih. Mereka punya teknologi, mereka punya sumber daya manusia, mereka punya media, mereka punya apa saja. Tapi, kita juga harus cerdas dong, bukan malah ikut-ikutan tanpa mikir." (Halaman 106)
Yessss, aku setuju sama penulis soal ini. Teringat akan dosenku yang lebih memilih mengembangkan bahasa Indonesia daripada harus mati-matian belajar bahasa Inggris. Negara kita, Indonesia, punya potensi dan kesempatan yang besar untuk maju. Di mulai dari anak bangsa yang begitu gigih dan produktif meraih gelar juara dalam bidang apa pun, yang disayangkan adalah para wakil rakyatnya, ya, kita sudah tahu semuanya. Baiklah, kita tinggalkan masalah ini.
Nah, berhubung ini soal musik yang masih hepening sebelum Ariel Noah kembali menyerukan 'kalian luar biasaaaaaaaaaaaa'. Kayaknya kita harus dukung 7 Icon untuk Go International deh -____-
Bagian yang aku suka adalah *jengjengjeng*
Pas nelpon:
Tawa Cantik meledak. "Pantesan kemaren pas dateng ke kampus, kayaknya aku pernah lihat di mana gitu. Ternyata benar, ya. Hahaha."
Harapan Kiko agar Cantik menangkap citranya sebagai pria tampan, berhati mulia, gaul, suka menolong, cinta damai, hancur sudah gara-gara ritsleting. Kiko malu tujuh keliling. Mendengar Cantik yang masih tenggelam dalam tawanya, Kiko ingin terjun dari atap rumahnya.
"Err, aku ke belakang dulu, ya."
"Mau ngapain, Mas?"
"Mau ganti muka."
(Halaman 83)
Ungkapan kata-katanya simpel tapi ngena. Asli, aku ketawak ngakak pas bagian ini.
Idolku Cantik, aku rasa cerita yang sangat berwarna dan penuh komedi. Satu lagi INSPIRATIF untuk sebuah hubungan. Buat yang baru memulai hubungan atau yang baru punya gebetan atau yang baru punya inceran selingkuhan *hem, WAJIB baca buku ini. Idolku Cantik sangat aku rekomendasikan.
Memang ada beberapa kekurangan yang akan aku tulis. Di mana editor juga manusia, buehehehe. Pissss *nyengir kuda*
1.Penggunaan Huruf Kapital
a. (Nggak usah teriak juga kali, Mi. Kuping Kiko masih bisa nangkep suara kalo cuma jarak segitu." jawab Kiko sekaligus...... -halaman 15).
Dialog yang di akhiri dengan tanda baca titik, tanda seru, tanda tanya seharusnya pada kata berikutnya di awali dengan huruf kapital/besar (contoh: ......cuma jarak segitu." Jawab Kiko sekaligus........), kecuali kalau tanda baca koma dan menyebutkan nama orang, negara, kota, dan sebagainya.
b. Pada nama negara, provinsi, kota, dan sebagainya (seperti: Jakarta, Korea, Tebet, Italia).
2.Penggunaan Tanda Baca
a. (Kemudian memekik, -halaman 145).
Seharusnya tanda baca yang digunakan adalah titik bukan koma.
b. (Hmmm, sangat tampan," puji Kiko pada mukanya sendiri. -halaman 37).
Tanda kutip tidak di bubuhkan pada pembukaan dialog.
3.Typo alias Salah Huruf
a. Apo, mungkin yang dimaksud adalah Opo (dalam bahasa Jawa) -halaman 96.
b. Bukang, mungkin yang dimaksud adalah Bukan -halaman 155.
4.Kata Baku dan Nonbaku
a. Kata baku lebih baik digunakan di luar dialog sebagai cerminan alur yang lebih terdeskripsi.
b. Kata nonbaku, tidak ada masalah jika digunakan di dalam dialog. Karena lebih memudahkan pembaca dan lebih mendekatkan pembaca karena menggambarkan bahasa keseharian.
Wah, lumayan ya, hihihi. Segitu saja review dariku, semoga bermanfaat. Sebuah tulisan akan menjadi lebih indah jika kita memerhatikan hal yang sepele.
Salam dari penikmat karakter Kiko, Dodo, dan Cantik :)))))
Keep writing, Dimas Abi.
Share this article!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar